Aruterkini.com,–Kurangnya fungsi pengawasan terhadap laut Arafura mengakibatkan hasil seperti ikan dan hasil Laut lainnya menjadi sasaran pencurian.
Sesuai hasil investigasi Aruterkini.com dari beberapa sumber terpercaya menyebutkan bahwa hasil Laut seperti ikan dan lainnya dikuras habis-habisan oleh kapal-kapal ikan yang beroperasi di laut Arafura. Kendati hasil alam laut dikuras habis-habisan, namun pemerintah daerah melalui perikanan tidak mampu berbuat apa-apa.
“Kapal kami itu beroperasi di bagian Aru Tengah Timur (Laut Panombulai), dan saat bongkar muat ikan itu kami lakukan di tengah laut. Kapal nampung itu datang, terus berlabu di tengah laut jauh sekali dari daratan. Kapal nampung itu dari Jakarta,” ungkap salah satu sumber yang enggan namanya dipublikasi kepada Aruterkini.com, Rabu (11/9/2024)
Menurutnya, sekali bongkar muat itu kisaran 300 ton untuk tiga sampai 4 kapal tangkap. Dan hasilnya itu langsung di bawa ke Jakarta tanpa melalui ijin resmi dari perikanan. Yang jadi pertanyaannya, sambung dia, kenapa ada proses pembiaran terhadap kejahatan laut seperti ini. Dimana pemerintah yang mempunyai tugas mengawal dan menjaga perairan Laut Arafura.
“Saya jujur sangat marah, tapi saya hanya nelayan yang dipekerjakan di kapal ikan, jadi saya tidak bisa berbuat banyak kan walaupun saya marah, karena hasil Laut kita dicuri seperti itu,” terangnya dengan nada kesal
Selain itu, ketika disinggung mengenai pemilik kapal-kapal tersebut, sumber mengungkapkan, sesuai info yang dia perolehnya bahwa, kapal-kapal tersebut milik salah satu pengusaha di Jakarta yakin PT Gimik, pimpinanya berinisial C.
“Kalau yang saya ketahui, kapal-kapal itu milik PT Gimik. Bosnya itu inisialnya C,” ungkapnya
Karena, lanjut sumber, kejahatan laut seperti ini bukan baru saja terjadi di laut Arafura (Jargaria/Sarkwarisa), akan tetapi sudah berulang kali. Jadi kalau Pemerintah lemah, maka hasil laut Arafura akan terkuras habis, dan sangat berdampak untuk nelayan kecil.
“Jadi kalau dibiarkan terus maka akan berdampak buruk bagi nelayan kecil di daerah ini,” pungkasnya
Olehnya itu, sumbar berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Aru dalam hal ini Dinas Perikanan agar cepat mengambil langkah tegas untuk menyikapi kejahatan laut yang terjadi di laut Arafura selama ini.
“Wakili masyarakat Aru, saya sangat berharap ada upaya tegas. Fungsi pengawasan laut harus lebih ditingkat. Sehingga, tidak terjadi lagi kejahatan laut seperti ini,” harapnya. (AL)